KAJIAN “MEMBANGUN INTEGRATED FARMING SYSTEM DI JAWA TENGAH”
Kamis, 14 Maret 2024
Bersama ketiga narasumber diantaranya : Bp. Endrogunawan, SP, ME, PhD (Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI) , Dr. Ir. Supriyadi, MP (Ketua Prodi Pengelolaan Hutan Fakultas Pertanian UNS Surakarta), Ir. Ekaningtyas Kushartanti M.P, praktisi penerapan IFS serta dimoderatori oleh Dr. Forita Dyah Arianti M.Si (BRIN).
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid dan mengundang beberapa OPD Provinsi yaitu Kepala OPD Provinsi Jawa Tengah (Biro ISDA, BAPPEDA, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan); dan juga Kepala OPD Kabupaten/Kota yang diundang hadir; Para peneliti BRIDA Provinsi Jawa Tengah.
Salah satu tantangan utama adalah kesadaran dan pemahaman yang kurang di kalangan petani terkait dengan konsep dan manfaat dari IFS. Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan pemahaman mereka.
Kegiatan kajian ini merupakan awal dari kegiatan penelitian dibidang pertanian, khususnya dalam rangka penajaman tema penelitian dan tahapan penyusunan kerangka acuan kerja (KAK) yang selanjutnya dituangkan dalam Riset Desain Penelitian. Sehingga output dari kajian ini adanya gambaran pelaksanaan IFS di Jawa Tengah, yang akan disampaikan oleh para pakar pertanian.
Salah satu contoh pelaksanaan IFS yang cukup berhasil berada di Desa Jagan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, namun IFS yang berjalan tersebut masih milik perseorangan (Bapak Heri Sunarto). Harapan kami kedepan adalah untuk dapat mengimplementasikan IFS tersebut ke daerah lain.
Mengingat IFS sudah lama sekali dilakukan, namun masih gagal, untuk itu perlu ada konsep yang jelas, sehingga menjadi konsep yang seksi bagi petani, yang mampu menarik minat petani untuk melaksanakan sendiri. Pelaksanaan IFS mampu menghasilkan seperti halnya pendapatan buruh, maka akan cukup menjanjikan. Untuk itu perlu sebuah model, akan disiapkan lokasi yang dapat dipakai untuk percontohan pengembangan. (Perwakilan DLHK Provinsi Jawa Tengah)
Pendekatan kultur budaya kepada petani sangat penting untuk mencapai keberhasilan IFS. Selama ini kita melaksanakan secara parsial: beras impor, harga mahal, dipaksa untuk tambah tanam (sentralistik). Selain itu, Penyuluh Petani saat ini jarang disentuh karena tidak berkontribusi dalam menghasilkan PAD. (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo).