Kabupaten Wonosobo, 14 Maret 2025 – Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah Plastik diadakan oleh BRIDA Provinsi Jawa Tengah untuk wilayah Kecamatan Sapuran di Joglo Soekarno, Desa Talunombo, Kabupaten Wonosobo. Rapat ini dipimpin oleh Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk BAPPEDA Kabupaten Wonosobo, DLHK Kabupaten Wonosobo, Camat Sapuran, serta Kepala Desa se-Kecamatan Sapuran. Rapat ini juga melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pengelola Sampah dari tiap desa di Kecamatan Sapuran.
Rapat tersebut bertujuan untuk membahas solusi konkret dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik yang semakin meningkat di Kecamatan Sapuran. Melalui koordinasi yang lebih intensif antara pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan dapat ditemukan langkah-langkah strategis untuk mengelola sampah secara lebih efektif dan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan permasalahan sampah plastik di Kecamatan Sapuran dapat segera tertangani dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Kota Semarang, 12 Maret 2025 – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) menyelenggarakan kegiatan Rapat Penyampaian Policy Brief Tentang Kewilayahan Kedungsepur dan Ketahanan Pangan di Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Ruang Rapat Asisten Sekda Provinsi Jawa Tengah dan dihadiri oleh peserta dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Tengah serta OPD Kabupaten/Kota yang terkait.
Meningkatkan Kolaborasi dalam Pengelolaan Wilayah Kedungsepur
Salah satu topik utama dalam rapat ini adalah pembahasan tentang kewilayahan Kedungsepur, sebuah kawasan strategis yang melibatkan Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Ungaran, dan Kabupaten Salatiga. Kawasan ini menjadi salah satu fokus pembangunan provinsi karena memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi, sosial, dan infrastruktur.
Selain itu, rapat juga mengangkat topik ketahanan pangan yang menjadi isu krusial dalam pembangunan Jawa Tengah. Ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga dengan keberlanjutan pertanian, distribusi pangan yang adil, dan pengurangan ketergantungan pada impor bahan pangan. Dalam penyampaian policy brief, dibahas pula langkah-langkah strategis yang perlu diambil oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas pertanian, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta peningkatan sistem distribusi pangan yang lebih efisien.
Kebijakan Terpadu untuk Pembangunan Wilayah dan Ketahanan Pangan
Dalam rapat ini, BRIDA Provinsi Jawa Tengah juga menekankan pentingnya kebijakan yang mengintegrasikan aspek kewilayahan Kedungsepur dengan ketahanan pangan. Kedua aspek tersebut harus saling mendukung agar pembangunan di wilayah tersebut berjalan secara optimal. “Penyusunan kebijakan yang mengintegrasikan kewilayahan Kedungsepur dan ketahanan pangan adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambah Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah.
Peserta rapat yang terdiri dari perwakilan OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan berdiskusi terkait kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk mendukung pengelolaan wilayah Kedungsepur serta memperkuat ketahanan pangan di daerah masing-masing.
Menuju Pembangunan Berkelanjutan di Kedungsepur
Sebagai penutup, rapat ini diharapkan dapat mempercepat perumusan kebijakan yang lebih terarah dalam pengelolaan kewilayahan Kedungsepur dan penguatan ketahanan pangan di Jawa Tengah. Dengan dukungan seluruh OPD dan stakeholder terkait, Provinsi Jawa Tengah dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Kota Semarang, 11 Maret 2025 – BRIDA Provinsi Jawa Tengah menggelar Rapat Persiapan Penyusunan Dokumen Rencana Induk dan Peta Jalan Pemajuan IPTEK di Daerah (RIPJ-PID) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025-2029. Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Prayogasala, BRIDA Provinsi Jawa Tengah ini melibatkan peserta dari Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan perwakilan dari seluruh bidang di lingkungan BRIDA Provinsi Jawa Tengah.
Identifikasi Background Study Sebagai Landasan Penyusunan RIPJ-PID
Salah satu agenda utama dalam rapat ini adalah identifikasi background study yang akan menjadi landasan penyusunan dokumen RIPJ-PID. Background study ini bertujuan untuk menggali data dan informasi terkait kondisi terkini di berbagai sektor, baik yang berkaitan dengan IPTEK, riset, maupun inovasi di Jawa Tengah. Identifikasi tersebut juga mencakup pemetaan potensi dan tantangan yang ada di daerah, serta analisis terhadap keberhasilan program-program inovasi yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Melalui background study, diharapkan tim penyusun RIPJ-PID dapat menyusun strategi yang lebih tepat sasaran, serta mengidentifikasi kebijakan dan program prioritas yang perlu dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan inovasi yang lebih merata di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Kolaborasi Antara Bappeda dan BRIDA dalam Penyusunan RIPJ-PID
Dalam rapat ini, Bappeda Provinsi Jawa Tengah memberikan kontribusi penting dengan memberikan masukan terkait kebijakan pembangunan jangka panjang daerah yang harus sejalan dengan arah pengembangan riset dan inovasi. Kolaborasi yang erat antara Bappeda dan BRIDA diharapkan dapat menghasilkan dokumen RIPJ-PID yang holistik, menyeluruh, dan dapat dijadikan pedoman strategis dalam pengembangan IPTEK di provinsi ini.
Kegiatan ini juga melibatkan seluruh bidang di lingkungan BRIDA Provinsi Jawa Tengah, yang masing-masing memiliki keahlian dan tanggung jawab dalam pengembangan riset dan inovasi di berbagai sektor. Diskusi yang berlangsung dalam rapat ini semakin memperkaya wawasan dan memperkuat koordinasi antar bidang dalam menyusun rencana yang terintegrasi.
Harapan untuk RIPJ-PID yang Berdampak Positif bagi Pembangunan Daerah
Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya peran inovasi dalam mempercepat pembangunan daerah. “Dokumen RIPJ-PID yang sedang kami susun ini akan menjadi acuan dalam mendorong berbagai sektor untuk lebih inovatif, berbasis teknologi, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Kami berharap penyusunan dokumen ini dapat menghasilkan kebijakan yang konkret dan terukur untuk memajukan Jawa Tengah melalui penguatan riset dan inovasi,” ujarnya.
Rapat persiapan ini diharapkan dapat memastikan proses penyusunan RIPJ-PID berjalan lancar dan menghasilkan dokumen yang dapat mengakselerasi transformasi digital, pengembangan teknologi, serta peningkatan kapasitas SDM di seluruh sektor di Jawa Tengah. Dengan demikian, Jawa Tengah akan siap untuk menghadapi tantangan global dan berkontribusi lebih besar terhadap kemajuan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Klaten, 25 Februari 2025 – Kegiatan koordinasi pelaksanaan fasilitasi desa dampingan BRIDA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025 di Aula Balai Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan desa, antara lain Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah beserta Sekretaris BRIDA, Kepala Bidang Fasilitasi dan Pemanfaatan Risnov, Kepala Subbag Program, serta Staf BRIDA. Selain itu, turut hadir juga perwakilan dari PT. Benih Citra Asia, Kepala Desa Kurung, dan perangkat desa setempat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi antara BRIDA Provinsi Jawa Tengah dengan desa-desa dampingan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi lokal melalui program fasilitasi yang telah direncanakan untuk tahun 2025. Kegiatan koordinasi ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berdiskusi mengenai berbagai rencana dan tantangan yang dihadapi desa dalam mengimplementasikan program-program pengembangan yang ada.
Setelah acara koordinasi, agenda dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Futake Indonesia, yang terletak di Jalan Jogja Solo, Klepu, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Futake Indonesia dikenal sebagai pusat spesialis produksi turunan logam, mesin, furniture jalan, serta pengecoran logam. Perusahaan ini telah berkembang pesat dan memproduksi berbagai produk unggulan yang mendukung berbagai sektor usaha, seperti mesin tepat guna, mesin pengolahan sampah, mesin pertanian, mesin konstruksi, serta mesin industri makanan.
Tak hanya itu, Futake Indonesia juga menyediakan peralatan makanan seperti hotplate, loyang, dan wajan, serta berbagai alat usaha lain yang sangat bermanfaat bagi operasional UMKM di wilayah sekitarnya. Komitmen Futake Indonesia untuk selalu mengedepankan kualitas, teknologi, dan inovasi dalam setiap produknya semakin memperkuat posisinya sebagai mitra strategis dalam pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung potensi yang dimiliki oleh Futake Indonesia dalam membantu peningkatan kapasitas UMKM di wilayah Kabupaten Klaten, serta membuka peluang kolaborasi antara pemerintah daerah, BRIDA, dan sektor industri untuk meningkatkan perekonomian lokal.
Peningkatan Sumber Daya dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sektor pemerintah dan swasta, serta meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan program-program fasilitasi yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dengan adanya dukungan dari Futake Indonesia, diharapkan para pelaku UMKM di Klaten dan sekitarnya bisa lebih berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Pemerintah Kabupaten Klaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui BRIDA Prov. Jateng terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada sektor-sektor yang memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian lokal, dengan fokus pada pengembangan teknologi dan inovasi dalam setiap langkah yang diambil.
Dengan berlanjutnya program fasilitasi desa dampingan, diharapkan Kabupaten Klaten dapat menjadi model pengembangan desa yang berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta mempercepat transformasi digital dan teknologi di tingkat desa.
Semarang, 24 Februari 2025 – Dalam rangka Program Kerja Pengawasan Kearsipan Tahunan (PKPKT) Tahun 2025, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Kearsipan, Penggunaan Tata Naskah Dinas, dan Pemberkasan. Acara ini dilaksanakan di Ruang Rapat Prayogasala BRIDA Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan dari bimbingan teknis ini adalah untuk meningkatkan tertib administrasi dan penerapan tata naskah dinas yang sesuai melalui pemanfaatan Aplikasi SRIKANDI. Dengan aplikasi ini, pengelolaan arsip diharapkan menjadi lebih modern dan terintegrasi, mendukung efektivitas administrasi yang lebih baik di lingkungan kerja.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya strategis BRIDA Provinsi Jawa Tengah untuk mendorong pengelolaan arsip yang profesional, terorganisir, serta mendukung program-program inovasi daerah yang berkelanjutan.
Semarang, 6 Februari 2025 – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah mengadakan sosialisasi terkait Surat Keputusan (SK) Tim Pendamping Teknis untuk Indeks Inovasi Daerah (IID) Tahun 2024. Acara yang dilaksanakan secara internal ini bertujuan untuk memperkenalkan peran dan tanggung jawab tim pendamping teknis dalam mendukung pelaksanaan IID di daerah.
Sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah pegawai di lingkungan BRIDA Jawa Tengah. Dalam acara tersebut, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai mekanisme pelaksanaan IID dan urgensi peningkatan indeks inovasi di tingkat daerah, sebagai salah satu upaya memperkuat daya saing dan pembangunan ekonomi di Jawa Tengah.
Lebih lanjut, pihak BRIDA berharap dengan adanya sosialisasi ini, seluruh anggota Tim Pendamping Teknis dapat memahami tugasnya dan bekerja secara sinergis dalam menyusun dan mengevaluasi data dukung terkait inovasi daerah. Sosialisasi tersebut juga mencakup pembahasan tentang penilaian inovasi, mekanisme pengumpulan data, serta prosedur evaluasi yang harus dijalankan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
Indeks Inovasi Daerah (IID) adalah salah satu instrumen penting dalam mengukur tingkat kemajuan inovasi di tiap daerah. Dengan adanya IID, pemerintah daerah diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang lebih tepat guna dalam mendorong pengembangan inovasi yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai langkah selanjutnya, tim pendamping teknis diharapkan segera melaksanakan tugasnya di lapangan, dengan melakukan koordinasi dan bimbingan kepada pemerintah daerah untuk memastikan tercapainya evaluasi yang komprehensif dan akurat mengenai indeks inovasi daerah pada tahun 2024.
BRIDA Jawa Tengah berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kolaborasi antara berbagai pihak terkait, sehingga upaya pengembangan inovasi daerah di Jawa Tengah dapat berjalan optimal, memperkuat ekosistem inovasi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Semarang, 23 Januari 2025 – Sekretaris Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Jawa Tengah bersama dengan sejumlah peneliti Brida Provinsi Jawa Tengah melakukan koordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait konfirmasi laporan penelitian untuk Tahun Anggaran (TA) 2024 dan persiapan koordinasi untuk penelitian di TA 2025. Pertemuan yang berlangsung di kantor BRIN ini bertujuan untuk memastikan kelancaran proses penelitian yang melibatkan kedua lembaga, serta membahas langkah-langkah strategis untuk penelitian yang akan datang.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah penyampaian laporan penelitian dengan judul “Model Ketahanan Masyarakat Pesisir Utara Pulau Jawa Dalam Perubahan Iklim”. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model untuk memahami dan memperkuat ketahanan masyarakat pesisir di wilayah utara Pulau Jawa terhadap dampak perubahan iklim yang semakin meningkat. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh masyarakat lokal untuk menghadapi tantangan lingkungan yang semakin berat.
Sekretaris Brida Provinsi Jawa Tengah menjelaskan bahwa koordinasi dengan BRIN sangat penting untuk memastikan sinergi yang baik antara kedua institusi dalam mendukung riset dan pengembangan di daerah, khususnya yang berkaitan dengan ketahanan lingkungan dan perubahan iklim. “Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat memperkuat daya tahan masyarakat pesisir Jawa Tengah, serta memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” ujarnya.
Selain konfirmasi laporan penelitian tahun 2024, pertemuan ini juga menjadi sarana untuk merancang strategi penelitian untuk TA 2025, dengan menekankan pentingnya sinergi antara Brida dan BRIN dalam meningkatkan kualitas riset yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, pihak BRIN menyambut baik inisiatif tersebut dan memberikan dukungan penuh terhadap penelitian yang dilakukan oleh Brida Provinsi Jawa Tengah. Mereka berharap agar hasil dari penelitian ini dapat diterapkan secara langsung untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat pesisir di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Penelitian “Model Ketahanan Masyarakat Pesisir Utara Pulau Jawa Dalam Perubahan Iklim” diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang berguna bagi pemerintah daerah serta berbagai pihak terkait dalam merancang program-program yang lebih responsif terhadap perubahan iklim di wilayah pesisir.
Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Rapat Koordinasi dan Pengarahan oleh Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025, Acara Rapat koordinasi pada awal tahun ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memajukan riset dan inovasi untuk Jawa Tengah yang lebih baik.
Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) tahun 2024 dengan tema “Peningkatan Kerjasama dan Pendanaan dalam rangka Penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi di Jawa Tengah” dilaksanakan pada 30 Oktober 2024 di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.
Komitmen tersebut diperkuat dalam pasal 31 ayat 5 yang menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dinyatakan bahwa IPTEK berperan sebagai landasan perencanaan pembangunan, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan, meningkatkan kemandirian, serta memajukan daya saing dan memajukan peradaban.
Tantangan lain terkait kolaborasi adalah dilema perencanaan antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Perencanaan pada pemerintah daerah termasuk agenda riset dan inovasi dilakukan pada tahun sebelumnya (T-1), sedangkan perencanaan kegiatan riset dan inovasi di perguruan tinggi dilaksanakan di tahun berjalan (T-0). Dengan adanya gap waktu perencanaan kegiatan tersebut, maka sulit dilakukan sinkronisasi program dan kegiatan antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi.
Penguatan kolaborasi penting dilakukan sehingga hasil riset dan inovasi dapat didayagunakan untuk pembangunan daerah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka BRIDA Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Riset dan Inovasi Tahun 2024 dengan tema “Peningkatan Kerjasama dan Pendanaan dalam rangka Penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi di Jawa Tengah”.
Kegiatan FKRI ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan agenda kolaborasi riset dan inovasi di Jawa Tengah antar stakeholder. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan output berupa dokumen identifikasi kebutuhan riset dan inovasi sesuai permasalahan daerah serta komitmen kolaborasi antar stakeholder.
Temanggung, 2024 – Forum Koordinasi Infrastruktur Riset dan Inovasi dengan tema “Optimalisasi Produktivitas Pertanian dan Perkebunan melalui Mekanisasi serta Strategi Pengembangan Agrowisata di Wilayah Purwomanggung” telah sukses digelar di Aula Progo, Bappeda Kabupaten Temanggung.
Acara ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah serta Komite Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Tengah. Diskusi dipandu oleh Sekretaris Bappeda Kabupaten Temanggung.
Forum ini dihadiri oleh Kepala Bappeda Temanggung, berbagai unsur OPD di Wilayah Pengembangan Purwomanggung, komunitas ekonomi kreatif, unsur petani muda, serta komunitas lingkungan hidup di Kabupaten Temanggung.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membahas strategi peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan melalui mekanisasi, serta pengembangan agrowisata sebagai sektor potensial di wilayah Purwomanggung. Forum ini juga menjadi sarana bagi para peserta untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka mendorong kemajuan sektor pertanian dan perkebunan di daerah tersebut.
Diharapkan, hasil dari forum ini dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui inovasi dan riset yang terintegrasi.