Sosialisasi Sentra Kekayaan Intelektual (Sentra KI)

Sosialisasi Sentra Kekayaan Intelektual (Sentra KI) dengan tema “Mewujudkan Sentra Kekayaan Intelektual (Sentra KI) di daerah” yang dilaksanakan di Kabupaten Tegal, 27 Juni 2023.

Acara dibuka oleh Kepala BRIDA Prov Jateng Bapak Drs. M. Arief Irwanto., M.Si. Hadir sebagai Narasumber kegiatan berasal dari Dosen HKI Universitas Pancasakti Kota Tegal Kanti Rahayu, S.H., M.H

Kegiatan ini dihadiri oleh Perangkat Daerah Kabupaten Tegal seperti BappedaLitbang, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan Pariwisata, Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, Dinas Perindustrian, Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Turut hadir pula unsur pendidikan seperti Universitas Bhamada Slawi, Poltek Purbaya serta SMA SMK Negeri Kabupaten Tegal dan Inventor lokal

Sosialisasi kelembagaan Sentra KI (Kekayaan Intelektual) di daerah merupakan upaya penting untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi dan mengelola kekayaan intelektual. Sentra KI merupakan pusat yang bertujuan untuk memberikan informasi, pendidikan, bimbingan, dan konsultasi terkait dengan kekayaan intelektual kepada masyarakat di daerah.

Dalam sosialisasi ini, para ahli dan pejabat terkait KI berperan sebagai fasilitator untuk menyampaikan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang kekayaan intelektual kepada berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pelaku usaha, pencipta, hingga institusi pendidikan dan pemerintah daerah untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan berjejaring dengan pemangku kepentingan lain di bidang kekayaan intelektual.

Selain itu, sosialisasi Sentra KI juga memberikan penekanan pada manfaat ekonomi dari pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan intelektual. Peserta diberikan contoh kasus nyata tentang bagaimana kekayaan intelektual dapat menjadi sumber nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi individu dan perusahaan.

Dengan adanya sosialisasi kelembagaan Sentra KI di daerah, diharapkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kekayaan intelektual dapat meningkat. Hal ini akan berdampak positif pada perlindungan hak kekayaan intelektual, pertumbuhan ekosistem inovasi, dan penguatan ekonomi di daerah tersebut.

1631836660905-IMG-20210917-WA0001_detail

Pengelolaan BRIDA, Ganjar Akan Bermitra dengan Perguruan Tinggi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi dukungan DPRD Jateng dalam percepatan pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Hal itu disampaikan Ganjar dalam rapat paripurna tentang pembentukan susunan perangkat daerah, Kamis (16/9/2021) 

Menurutnya, dengan dukungan semua pihak, cita-cita memiliki lembaga riset dan inovasi yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat itu bisa segera terwujud. 

“Terima kasih pada seluruh fraksi yang telah memberikan pandangan umum terkait rencana pembentukan BRIDA. Kami sependapat dengan pandangan umum yang disampaikan, bahwa pembentukan BRIDA harus didasarkan pada prinsip tepat fungsi dan memberikan nilai lebih pada peningkatan pelayanan publik di masyarakat,” kata Ganjar saat menyampaikan tanggapan dari pandangan umum fraksi. 

Ia mengatakan beberapa masukan telah diberikan DPRD Jateng terkait pembentukan BRIDA ini. Dirinya sepakat, bahwa nantinya BRIDA tidak hanya diisi ASN, namun juga kalangan profesional. 

“Untuk SDM selain kita isi dengan SDM sendiri, kita bisa bermitra dengan perguruan tinggi atau lembaga riset lainnya, atau inovator dan peneliti yang cukup banyak, yang non ASN bisa kita ajak mengisi lembaga ini,” jelasnya. 

Namun hal itu, lanjut Ganjar, tidak bisa dengan cepat dilakukan. Prinsipnya,  saat ini yang paling penting adalah membentuk lembaganya terlebih dahulu agar segera bisa berkontribusi. 

“Kita akan mulai tahap demi tahap, umpama kelembagaannya nanti kita cangkokkan dulu, semacam UPT. Kalau nanti sudah jalan, maka bisa kita tingkatkan lagi dengan SOTK baru, sekelas OPD yang lainnya,” ungkapnya. 

Terkait rencana itu, Ganjar telah mengumpulkan para doktor dan pejabat fungsional yang ahli di Jateng untuk mengisi lembaga tersebut. Mereka sudah presentasi terkait banyak hal, termasuk politik kesehatan, pendidikan, lingkungan, energi dan sektor lainnya. 

“Ini pemanasan yang kita lakukan pararel dengan pembentukan BRIDA. Sementara dari BRIN Pusat, saya sudah komunikasi agar bisa mendapatkan bimbingan, sehingga BRIN Pusat bisa dan mereka siap mengadvokasi sekaligus mendampingi,” jelasnya. 

Ganjar mengatakan memang sudah lama memimpikan adanya BRIDA di Jateng. 

“Rasa-rasanya kami memang pengen lebih cepat, karena kok penting betul. Ini jadi kegelisahan banyak orang, tapi belum banyak yang melakukan. Maka, saya minta ayo Jateng lebih dulu sambil kita belajar dan memperbaiki jika ada yang kurang,” pungkasnya.

1681856371705-IMG-20230419-WA0000

Lantik Kepala BRIDA, Ganjar Kembangkan Riset Jateng

Setelah menjadi provinsi pertama yang memiliki Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo resmi melantik Mohammad Arief Irwanto sebagai Kepala BRIDA.

Melalui BRIDA, Gubernur mendorong pengembangan riset di Provinsi Jawa Tengah agar dapat membantu menyelesaikan persoalan besar di Jateng.

“Untuk pertama kami sudah ada kepala OPD untuk menangani BRIDA. Maka risetnya akan coba kami kembangkan, development-nya kami kembangkan,” kata Ganjar usai melantik pejabat fungsional dan pejabat pimpinan tinggi pratama di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (18/4/2023).

Tugas pertama, gubernur menginstruksikan Arief agar berkoordinasi dengan BRIN. “Saya minta BRIDA koordinasi dengan BRIN agar beberapa persoalan di daerah betul-betul bisa ada benang merahnya dan bisa terbantu,” kata Ganjar.

Gubernur Jateng dua periode itu mengatakan, BRIDA punya banyak pekerjaan rumah. Apalgi tantangan global berubah dengan sangat cepat. BRIDA juga diharapkan mampu jadi tempat pengembangan skill sumber daya manusia dalam hal ini ASN Jawa Tengah.

“Tantangan globalnya berubah, dunia makin tidak berpola, tidak bisa begitu-begitu saja. Teknologi informasi, dunia digital sekarang wajib diketahui dan dipahami, maka perlu upgrade, upskill dari seluruh ASN-nya,” ujarnya.

Di sisi lain, Ganjar juga berharap dengan adanya BRIDA bisa mengakselerasi pekerjaan rumah yang ingin diselesaikan sebelum masa jabatan Ganjar-Yasin berakhir pada September mendatang.

“Saya dengan Pak Wagub dengan Gus Yasin tinggal sampai September, kami akan lari kencang. Kemiskinan ekstrem-lah, stunting-lah, lalu kami kejar infrastruktur-lah, termasuk menyiapkan SDM ke depan,” tegasnya.

Jelang akhir masa jabatan, Gubernur melantik sebelas pejabat struktural dan satu pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Beberapa di antaranya, merupakan wajah lama yang telah malang melintang mendampingi Ganjar sejak periode pertama.

Penghargaan-BRIDA

Provinsi Jateng Jadi Yang Pertama Membentuk BRIDA

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan Pemetaan Daya Saing Daerah (PDSD) kepada 14 kabupaten/ kota terbaik kategori sumber daya manusia, kategori faktor penguat, kategori ekosistem inovasi dan kategori pasar.

Selain itu, terdapat 3 kabupaten/ kota yang menerima predikat buku laporan terbaik, yakni Kabupaten Karanganyar (juara 1), Kabupaten Boyolali (juara 2) dan Kota Tegal (juara 3).Â

Untuk kategori sumber daya manusia, peringkat satu hingga tiga berturut – turut adalah Kota Salatiga, Kota Magelang dan Kabupaten Kendal.

Kategori faktor penguat, juara pertama diraih Kabupaten Batang, juara kedua Kabupaten Pekalongan dan juara ketiga Kabupaten Semarang. 

Selanjutnya kategori ekosistem inovasi, Kabupaten Temanggung menyabet peringkat pertama. Di urutan berikutnya diduduki Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Magelang.

Kemudian kategori pasar, ranking satu ditempati Kota Surakarta, ranking dua Kabupaten Sukoharjo, dan di ranking berikutnya diraih Kabupaten Rembang.

Untuk juara umum PDSD, Kabupaten Sragen dinobatkan kategori kabupaten, dan Kota Semarang dinobatkan sebagai kategori kota. 

Wagub Taj Yasin menyampaikan selamat kepada daerah yang berhasil meraih penghargaan PDSD. Penghargaan yang diterima, diharapkan bisa semakin memotivasi untuk membenahi semua sektor yang berdampak positif pada meningkatnya daya saing daerah.Â

“Hasil dari penilaian PDSD itu bukan hanya menempatkan daerah mana saja yang memiliki daya saing tinggi, namun juga bermanfaat untuk penyusunan RPJMD wilayah,” tuturnya.

Kemampuan daya saing suatu daerah, lanjutnya, menjadi salah satu parameter dalam konsep pembangunan daerah berkelanjutan.

Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah, diharapkan akan semakin mempercepat kemampuan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. 

Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Yopi  mengapresia Pemprov Jateng yang menjadi provinsi pertama dalam membentuk Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA). 

Menurutnya, Jateng menjadi provinsi yang paling aktif melakukan koordinasi di level pemerintah kabupaten/ kotanya.

“Ini adalah salah satu bukti, dimana pengukuran indeks daya saing itu dikontrol atau dikoordinasi pemprov. Ini adalah suatu hal yang luar biasa. Mengapa? Banyak sekali pemerintah daerah yang belum melakukan proses pengukuran indeks daya saing ini,” ungkapnya



Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Provinsi Jateng Jadi Yang Pertama Membentuk BRIDA, https://jateng.tribunnews.com/2022/12/19/provinsi-jateng-jadi-yang-pertama-membentuk-brida.
Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy