Workshop Pengembangan Desa Wisata Berbasis Pertanian dan Edukasi

Wonosobo. Kegiatan pengembangan Desa Inovasi dan Pendampingan Desa Binaan melalui Workshop Inovasi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Pertanian dan Edukasi di Desa Talunombo yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah bersama Bappeda Kabupaten Wonosobo serta Pemerintah Desa (Pemdes) Talunombo di Joglo Soekarno Desa Talunombo, Kabupaten Wonosobo, pada Jumat (8/12).

Acara diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota Kelompok Sadar Wisata (PokDarwis), Kelompok Pemuda-Pemudi, Perangkat Desa dan para pelaku wisata di Desa Tanulombo.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BRIDA Jateng, Drs. Arief Irwanto M.Si bersama, Bappeda Wonosobo dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta narasumber dari Ketua Pokdaris Desa Samiran, Selo Boyolali dan Pengembang Desa Wisata Desa Menari, Tanon Getasan Kabupaten Semarang serta Bang Yos, seorang praktisi Desa Wisata di Indonesia.

Melalui kegiatan ini Baharudin, selaku kepala Desa Talunombo berharap warganya dapat lebih maju dan dapat menggali serta meingkatkan potensi pariwisata yang dimiliki desa Talunombo.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami yang sedang berupaya pengembangan sebuah desa wisata berbasis AGRO edu wisata, kami senantiasa mengajak banyak pihak untuk berpartisipasi pengembangan desa wisata menuju desa yang maju mandiri berdaya saing.” ungkapnya.

Sebelumnya Pemdes Talunombo juga melakukan inovasi melalui Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Lestari dala pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat. Selain pengolahan sampah menjadi pupuk organik, di TPS3R tersebut juga mengolah sampah plastik menjadi BBM solar.

Alat pengolah sampah plastik menjadi BBM yang diberi nama PYROLISIS GEN 5 merupakan bantuan yang diberikan oleh BRIDA Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan pengembangan Desa Wisata ini juga menghadirkan narasumber :

1. Trisno “Kang Tris” (Pengembang Desa Wisata “Desa Menari”, Tanon, Getasan, Kab. Semarang)

2. Dayang Nevia Afriansari, SE, M.Sc, M.MPar (STIEPARI Semarang & Ketua Pokdarwis Desa Samiran, Selo, Kab. Boyolali)

2. Yossiady Bambang Singgih “Bang Yoss” (Praktisi Desa Wisata Jateng)

4. DESTRICO (Biro Jasa Perjalanan Desa Wisata Jateng)

1

TECHNOPRENEUR CAMP, SEBAGAI AJANG MENUMBUHKAN WIRAUSAHA PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

Sukoharjo – Bertempat di Hotel Lor In Syariah Sukoharjo pada tanggal 6-7 Desember 2023 diselenggarakan kegiatan Technopreneur Camp Tahun 2023 dengan tema “Pengembangan Start-Up Inovatif Sebagai Strategi untuk Tetap Relevan di Era Transformasi Digital”. Kegiatan dibuka oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan fasilitasi lanjutan bagi para nominator pemenang lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA) dan Penjaringan Inovasi Masyarakat (PIM).

Berbagai fasilitasi lanjutan seperti fasilitasi pendaftaran kekayaan intelektual, diseminasi teknologi serta kegiatan Inkubasi bisnis teknologi. Pada kegiatan Technopreneur Camp kali ini bertujuan untuk memunculkan rintisan wirausaha pemula berbasis teknologi serta meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM inventor/inovator.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 60 orang peserta yang terdiri dari unsur Bapperida/Bappeda/Litbang Kabupaten/Kota di Jawa Tengah sebanyak 22 peserta dan Inventor dan Inovator hasil Lomba di Jawa Tengah sebanyak 38 Peserta. Adapun Narasumber dihari pertama yaitu Idris, SE, M.Si (Koordinator AIBI Wilayah Jateng dan Yogyakarta) dengan materi: Creative and Design Thinking dan Roy Wibisono (CEO, Founder Naruna Ceramic) dengan materi: Manajemen Operasional dan SDM dengan moderator Soekma Agus Sulistyo (Solo Techno Park)

Sedangkan untuk Narasumber di hari kedua yaitu Mardjoko, ST, MBA, MSc dengan materi: Strategi Pemasaran di Era Digital dan Emir Hartri Putra, ST (Impala Network) dengan materi: Optimalisasi dan Penguatan Business Model Canvas bagi Start-up dengan moderator Yohanes Widya (Solo Techno Park)

Kegiatan ini merupakan kegiatan Pra Inkubasi Wirausaha Inovasi (INWINOV) BRIDA Provinsi Jawa Tengah, yang selanjutkan akan dipilih peserta sebanyak 10 Inventor/Inovastor menjadi tenant binaan melalui Business Model Canvas (BMC) terbaik.

1

Benchmarking Transformasi Birokrasi dan Pengembangan SDM ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Benchmarking Transformasi Birokrasi dan Pengembangan SDM ke Pemerintah Provinsi Jabar. Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan benchmarking terhadap transformasi birokrasi dan pengembangan SDM ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadopsi manajemen talenta melalui profiling kompetensi dan potensi seluruh ASN dalam 9 box talent serta manajemen kinerja dalam aplikasi Sistem Informasi Manajemen Talenta Jawa Barat (SIM JAWARA) yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Aparatur Jawa Barat (SIAP JABAR) sebagai sumber data kepegawaian ASN Jawa Barat.

Renstra Provinsi Jawa Barat 2018-2023 merupakan dokumen perencanaan sisa tiga tahun dari lima tahunan menjadi dasar dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama kurun waktu tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa Restra Perangkat Daerah setiap dua tahun harus direview. Selain diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kejadian-kejadian luar biasa di tahun 2020 yakni Pandemi Covid-19 dan ditetapkannya RPJMN yang baru, dan merubah RPJMD Provinsi Jawa Barat yang menjadi turunannya, menjadikan Renstra BPSDM wajib direview.

Dengan melakukan benchmarking, diharapkan birokrasi dan SDM di Jawa Tengah dapat belajar dari organisasi lain yang telah berhasil dalam melakukan transformasi birokrasi dan pengembangan SDM. Dalam jangka panjang, diharapkan kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

1

Technopreneur Camp “Pengembangan Start-Up Inovatif Sebagai Strategi untuk Tetap Relevan di Era Transformasi Digital”

Dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM rintisan Perusahaan Pemula Berbasis Riset, Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah akan menyelenggarakan kegiatan Technopreneur Camp dengan tema “Pengembangan Start-Up Inovatif Sebagai Strategi untuk Tetap Relevan di Era Transformasi Digital” selama dua hari pada tanggal 6-7 Desember di Lorin Syariah Hotel Solo, Kab. Sukoharjo.

408078431_634750531964778_477415676090583318_n

Pembahasan Policy Brief dengan tema “Penguatan Sistem Pendidikan Vokasi untuk SDM Jawa Tengah Berdaya Saing”

Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah mengadakan rapat pembahasan policy brief pada Senin, 04 Desember 2023 di Ruang Rapat Lt. 2 Brida Provinsi Jawa Tengah. Rapat tersebut membahas tema “Penguatan Sistem Pendidikan Vokasi untuk SDM Jawa Tengah Berdaya Saing”. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari FGD mengenai percepatan pencapaian 10 Program Prioritas Pembangunan Daerah sebagai Program Unggulan Daerah Tahun 2024.

Saat rapat, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah membahas strategi untuk memperkuat sistem pendidikan vokasi di Jawa Tengah agar SDM Jawa Tengah dapat bersaing di pasar kerja yang semakin ketat. Untuk memperkuat sistem pendidikan vokasi di Jawa Tengah, beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah:

  1. Revitalisasi pendidikan vokasi: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memfokuskan pada technical vocational education and training. Kebijakan ini diharapkan bisa membawa kemajuan pendidikan vokasi, sehingga meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi.
  2. Sinkronisasi kurikulum: Kemendikbud menyarankan untuk melakukan sinkronisasi kurikulum antara SMK dan industri. Hal ini bertujuan agar lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
  3. Kehadiran guru atau dosen tamu dari kalangan pakar (industri): Kemendikbud juga menyarankan kehadiran guru atau dosen tamu dari kalangan pakar (industri) minimal 50 jam per program studi (prodi) atau semester.
  4. Program magang: Kemendikbud menyarankan adanya ketersediaan program magang minimal satu semester di IDUKA.
  5. Uji kompetensi atau sertifikasi kompetensi: Kemendikbud menyarankan adanya uji kompetensi atau sertifikasi kompetensi bagi seluruh lulusan vokasi, dan bagi guru dan dosen vokasi.
1687792933019-Decaso_dengan_label-removebg-preview

DECASO (DETERGENT CAIR SAMPAH ORGANIK), SEBUAH PENYEMPURNAAN PRODUK TURUNAN ECO-ENZYME

Detergen merupakan produk kimia yang umumnya digunakan dalam aplikasi pembersih, yang kini permasalahan baru biodiversitas terancam ketika detergen dibuang begitu saja ke perairan, sehingga menjadi masalah pencemaran ekologi serius karena sulit untuk didegradasi bahkan setelah limbahnya diolah terlebih dahulu.

Oleh karena itu, perlu sebuah terobosan green-tech, di mana produk detergent meski sama-sama bersifat surfaktan, air buangan yang menjadi tercemar ini dapat berkurang , bahkan tertanggulangi. Detergen cair tersebut harus berbasis surfaktan ramah lingkungan berbahan sampah organic, yang umumnya mengandung H2O2, C3H6O3, bersifat surfaktan dan aktivitas enzyme bagi nutrient vektor mikroba probiotik dan xenobiotic makro-mikro.

Salah satu produk detergent yang ramah lingkungan mengandung Eco enzyme yang merupakan cairan organik kompleks yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik, gula, dan air. Bahan organik yang digunakan untuk pembuatan eco enzyme dapat berupa sampah organik seperti sampah sayuran maupun sampah buah-buahan. Oleh karena itu eco enzyme dapat digunakan sebagai cara pengolahan sampah organik.

Eco enzyme dihasilkan dari proses dekomposisi senyawa karbon yang terdapat pada substrat (sampah jeruk). Eco enzyme juga dihasilkan dari dekomposisi dari senyawa protein, garam mineral, dan asam organik. Kulit jeruk mengandung bromelain yang dapat menghasilkan enzim amilase. Kulit jeruk juga mengandung asam askorbat yang dapat meningkatkan anti mikroba dan anti inflamasi dari eco enzyme. Ecoenzyme dapat membunuh kuman, bakteri, dan virus karena memiliki kandungan asam asetat, peroksida dan alkohol. Detergen berbasis ecoenzyme ini yang mampu mempertahankam kadar oksigen dalam air buangan, baik yang berada dalam siklus air maupun yang berada dalam tubuh organisme. Akibat sistemik yang ditimbulkan adalah keanekaragaman hayati terjaga keseimbangannya, termasuk ketersediaan oksigen, air dan ketahanan hutan sebagai paru-paru dunia secara umum.